Tajin mera ben tacin pote
Warga kampung Buntar desa Pasak Kecamatan sui ambawang Kabupaten kububraya masih tetap mempertahan tradisi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya. Salah satunya, adalah tradisi menyelamati bulan Safar atau orang Madura biasa menyebutnya Bulan Jin Mera (bubur Merah Red). Pada bulan ini warga kampung buntar membuat Tajin Mera ben tacin pote secara bergantian selama sebulan penuh. Tacin Merah yang dibuat itu diantarkan ke Tetangga dan sanak saudaranya.
Marjojo selaku pemuda di kampung buntar mengatakan setiap bulan safar kampung buntar khususnya desa pasak merayakan bulan Jin Mera (Madura Red atau pote ). Ia dan keluarganya membuat Tajin Mera dan tacin pote yang sudah masak itu diantarkan ke tetangga dan sanak familinya.
”Rasanya kurang sreg kalau dalam setahun ini saya tidak membuat bubur Merah untuk menyelamati bulan safar ini, dan bukan hanya saya semua warga kampung disini banyak yang membuat tajin mera/pote, bergantian selama bulan Safar ini” terang Marjojo, Jumat (18/10/18).
Dijelaskan dia, dirinya membuat Tajin Mera/pote untuk selain untuk menyelamati bulan Safar, juga untuk melestarikan budaya yang ada sejak nenek moyangnya. Selain diantarkan ke sanak keluaragnya, Tajin Mera/pote ini juga bisa menambah keakraban di kalangan teman-temannya. Sebab, Ia mengundang teman-temannya datang ke rumah untuk makan Tajin mera/pote bersama-sama.
“Kita kan jarang ngumpul dengan teman teman dikampung, dan makan bareng. Karena disibukkan dengan rutinitas masing-masing. Dengan adanya bulan Tajin Mera ini, kita bisa berkumpul,,” kata jojo.
Lebih lanjut mar Jojo menjelaskan, pada bulan Safar atau bulan Jin Mera/pote ini, Setiap hari warga buntar membuat Tajin Mera/pote secara bergantian. “Jadi hampir setiap hari pada bulan Safar ini warga kampong selalu makan Tajin Mera dan ini hanya bisa ditemuai pada bulan Jin Mera saja,” tuturnya
Ia menambahkan, membuat Tajin Mera/pote tidak membutuhkan biaya besar dan sulit. Tapi, juga tidak gampang, bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya tepung beras, kelapa dan gula Jawa. “Setiap tahun, Saya dan istri selalu membuat tajin mera. Insya allah kalau ada rezeki, tahun depan saya tetap membuat Tajin Mera lagi,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang Warga, Saholik mengaku tidak jenuh makan Tajin Mera setiap hari pada bulan safar ini, selain sangat enak, Tajin Mera buatan warga Kampung langgardimor ini berbeda dengan bubur Mera yang lain. Dimana manisnya tidak terlalu nendang, tapi rasanya enak. “Rasanya beda dengan bubur Mera yang biasa dijual setiap hari. Lebih nikmat Tajin Mera ini, apa karena untuk menyelamati bulan, sehingga rasanya beda ya,” paparnya
Jojo
Daftar Maryadi Jojo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bincang Hangat Dengan Kades Pasak, Untuk Kemajuan Kita Bersama.
"Kita belum menang kita belum kalah, artinya kita wajib menjaga kerukunan dan menjadi pelopor pengerak pemuda di desa pasak demi ...
-
Silsilah Syaikhona Ra Lilur : (Dari Jalur Nasab Abah-nya) 01. KH. Kholilur Rahman bin 02. KHR. Zahrowi bin 03. KHR. Bahrullah bin 04....
-
Selalu menanti hal yang belum pasti
-
Pontianak - Ikatan Pemuda Buntar ( IPB ) menyelenggarakan buka puasa bersama 30 anak yatim dan kaum duafa serta masyarakat bulan Ramadh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar