Rindu Disaat kita bercanda tawa dikampung buntar bersama anak2.
Kesenjangan pendidikan masih terjadi di dikampung buntar desa pasak. Mahasiswa IAIN merasakan langsung hal ini saat sukarela mengabdi di Kampung Buntar Desa Pasak selama 1 minggu.
Lokasi bascam kelompok 39 masih jauh dari pangkalan atau darmaga motor air
kalau jalan kaki 12 KM. Untuk sampai kelokasi tempat kita bertempat, perjalananpun kita dari pontianak ke tempat PBM memakan waktu 4 jam. Rombongan sampai dikampung Buntar desa pasak pukul 11.30 inipun kamu harus jalan kaki yang memakan waktu 1 jam untuk sampai ketempat tinggal atau kelompok 38.dikediaman H. Saipul.
Pekan Bakti Mahasiswa (PBM). Mereka punya program untuk melakukan pendampingan di desa-desa yang terpencil. Program ini sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir. “Kami biasanya setiap tahun dari kampus diutus untuk mengikuti PBM berangkat ke desa yang sangat membutuhkan wawasan dari kami selaku Agen perubahan.
kalau kondisi pendidikan di Desa Pasak bisa dikatakan memprihatinkan. Pendidikan di sana hanya ada dari jenjang PAUD, MI dan SMPsaja. “Jadi anak-anak di kampung buntar ini mereka setelah lulus MI banyak yang berhenti. Alasannya mulai dari jarak menuju SMA yang tergolong jauh, terus kondisi ekonomi, serta kesadaran akan pentingnya pendidikan adalah faktornya,” kedatangan kami ini memberikan motivasi bagi anak di sini untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi.
Berkat kecintaannya terhadap dunia pendidikan serta niatnya untuk mengabdi kepada anak-anak terpencil, jauhnya jarak dan sulitnya medan tidak menjadi rintangan. “Awalnya memang terasa berat. Tapi, karena terbiasa serta motivasi dari anak-anak di sana, Alhamdulillah tidak ada halangan berarti,” tegasnya.
Motivasi menjadi kunci tekad bagi kami selaku mahasiswa mengemban tugas mulia ini. Mengajarkan pentingnya pendidikan kepada warga kampung buntar Desa pasak membuatnya selalu kangen untuk ke sana. “Ya sering banget dikangeni anak-anak kalau nggak datang. Soalnya aku sempat lama nggak ke sana karena ngurus kuliah di Pontianak. Jadi kata teman yang ke sana, warga banyak yang nanyain kabar aku,” Noval dan Afda ucapnya dengan nada terharu.
Rasa lelah menuju ke desa pasak tepatnya dikampung buntar ini memang tidak bisa dipungkiri. Tetapi saat melihat senyum dan semangat anak-anak didiknya itu membasuh letih dari perjalanan panjang tersebut. Afda sendiri memfokuskan pelajaran kepada anak-anak. “Kita bikin program mengajar dan mengadakan perlombaan antar siswa Alhamdulillah hasilnya sudah terlihat melihat keceriaan anak2 disekolah MI Sirajul Ulum itu,” ucapnya.
Mahasiswa berprestasi kadangkala dihadirkan untuk memotivasi anak-anak di sana agar belajar lebih giat dan menggapai cita-cita. Biar peserta tidak bosan, mereka sisipkan konsep belajar sambil bermain. “Biasanya kalau saya menginap di sana, malamnya anak-anak kami ajak nonton bareng. Alhamdulillah itu sangat berarti sebagai hiburan mereka,” kenangnya.
Noval dan esti dan Mahasiswa yang lain khusunya kelompok 39 banyak mendapatkan pengalaman dan pelajaran ketika dekat dengan warga Buntar. Menurutnya, anak-anak di sana yang banyak kekurangan saja sangat semangat buat mengejar pendidikannya. “Harapannya itu menjadi motviasi serta refleksi kita juga sih. Soalnya kita di kota lebih enak dan dimanjakan dengan fasilitas, masa kalah dengan mereka yang tinggal di disana, kan malu,”
Penulis :Maryadi Jojo
Daftar Maryadi Jojo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bincang Hangat Dengan Kades Pasak, Untuk Kemajuan Kita Bersama.
"Kita belum menang kita belum kalah, artinya kita wajib menjaga kerukunan dan menjadi pelopor pengerak pemuda di desa pasak demi ...
-
Silsilah Syaikhona Ra Lilur : (Dari Jalur Nasab Abah-nya) 01. KH. Kholilur Rahman bin 02. KHR. Zahrowi bin 03. KHR. Bahrullah bin 04....
-
Selalu menanti hal yang belum pasti
-
Pontianak - Ikatan Pemuda Buntar ( IPB ) menyelenggarakan buka puasa bersama 30 anak yatim dan kaum duafa serta masyarakat bulan Ramadh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar